Kamis, 23 Juni 2011

TERJADINYA TSUNAMI


Tsunami adalah istilah dalam bahasa Jepang yang pada dasarnya menyatakan suatu gelombang laut yang terjadi akibat gempa bumi tektonik di dasar laut. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 – 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Berdasarkan Katalog gempa (1629 – 2002) di Indonesia pernah terjadi Tsunami sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9 kali akibat gunung berapi dan 98 kali akibat gempa bumi tektonik.  Dan yang terakhir terjadi adalah di Aceh dan kawasan pantai selatan
Yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah : gempa yang terjadi di dasar laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km, magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Hal diatas yang memicu terjadinya tsunami di daerah Kepulauan Seram, Ambon, Kepulauan Banda dan Kepulauan Kai.
Gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar berupa gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (Flores 1992) dan sebagian kecil tipe normal (Sumba 1977).Gempa dengan mekanisme fokus strike slip kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.
http://apipblog.files.wordpress.com/2010/12/tsunami1.jpg?w=217&h=300http://apipblog.files.wordpress.com/2010/12/tsunami.jpg?w=300&h=217
http://apipblog.files.wordpress.com/2010/12/tsunami2.jpg?w=300&h=172
Gambar proses terjadinya gelombang tsunami.
Visualisasi bagaimana gelombang tsunami dapat terjadi
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Kejadian gempa bumi yang menimbulkan gelombang tsunami sehingga menyapu sejumlah negara dan menimbulkan korban jiwa puluhan ribu jiwa, bermula dari pergeseran lempeng bumi pada lapisan litosfir di bawah laut. Pergeseran lempeng tersebut terjadi akibat pertemuan lempeng Australia di bagian Selatan dengan Lempeng Euroasia di bagian Utara. Pertemuan antarkedua lempeng tersebut menimbulkan salah satu lempeng terdorong ke bawah.
Pergeseran lempeng menimbulkan getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang tersebut bergerak ke segala arah menjauhi sumber getaran di dalam bumi. Ketika gelombang tersebut mencapai permukaan bumi, maka getarannya menimbulkan kerusakan, dan sangat dipengaruhi kekuatan dan jarak dari sumber gempa.
Gerakan vertikal dari dasar laut akan menaikkan atau menurunkan air yang berada di atasnya. Kejadian itu akan mendorong gelombang bergerak keluar. Gerakan yang semula tidak terasa dari dalam laut, tiba-tiba muncul sebagai tsunami yang menghantam pinggir pantai.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi mega tsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

PERKEMBANGAN BENUA


A.           PERKEMBANGAN BENUA
Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang  diyakini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri,  yaitu sekitar 5.000 juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk  bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut  nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola  besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.

1.       Teori Perkembangan Muka Bumi
a.       Teori Kontraksi (Contraction Theory)
o        Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650).
o        Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.
o        Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.

b.      Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
o        Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener  pada 1912.
o        Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi011DXdD6I-Q2T66rIHRKPW4HF2RzM4jWBJ7Ifp-HYr55Ktv64_HEGhyqGfvWeY1rut_Kdxlcep2_51MoBtkiiVQEbEXlFdkRAeKS7l8U5ilo-iTGaXu_o3SIrMkG_xsno0zm61oNPYI4/s320/533px-Pangaea_continents.png 
Satu Benua : Pangea

c.       Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
o        Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
o        Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
                             

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiihc4GtvzGiLCfHUITSw47AZXzyYxcuEvjxEl1ONHsRUwKRFBK7zq7i0pRryBqTjATBUOobKXegZwprBi4CSmbQ_e37TLAZo2tuwe872WdaJRljGRhdjA5XEeTEzzzZ6KaxvVMp75t594/s1600/250Ma_EarlyTr.jpg
Dua Benua : Laurasia-Gondwana
                        
d.      Teori Konveksi (Convection Theory)
o        Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
o        Bukti  dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
o        Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijbNKpfycDvdrp4DKcCYzmzckEpxfMYhQ_iMO2n4njLk0YXD5Jha2h1YYt2GCy0lI038wgFYrsL78uhx19mkHHrEbk42B796_ChWdBVKJfmVNtopuiPX_Naj92PYL15pMKW3xKgzC4idU/s320/000+%283%29.jpg 
Arus Konveksi


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvB6pod8uJm5Y7hAX8S93NG3hXywgGWv692t3UKIhqbCglDNBdkSp5vNdhUZFK7vvQ7ifCi0JY_xSJ0PHIROnEg3vG-qz2n9fILm4dptif05BSnfs_x0o2QxbzvUkDfcVK4h_RUrVJvIk/s320/gbr-2.jpg
Gerakan lempeng menurut Teori Konveksi

2.       Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
o        Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson.
o        Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
o        Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku  The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan  bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift). Selain itu, berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua terdapat kesamaan bentuk pantai antara benua satu dengan lainnya. Ia juga mendapati kesamaan geologi dan kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang.
o        Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu hampir setengah abad dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg83dyLzzxlHQh_nzqTnZTmpO1n_T7EHaP-fZ59csAV0wp9ZbKkp81tMssI2OAC0RzxWqw8KVvFp7Ca_lLN6_LgPF8WjG0YUbMw_7q8k-adJf0tyCmbB2VHl8D8uPRQbgvKovmUd932_ns/s320/plates.gif
Lempeng di permukaan bumi
                  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTipEbd6zuiay7NelE95hbM2XN7R1tFlkxhX_XvsUA1PTDTvfgbgmHjNK23MfL7eVLNhxlEpGpiapFpy3CHNUaq16ZMvFsfiHI8DiRRnuQkrMTBJzhzFYhsePDOT0LVZD7AV0lLoyAwio/s320/fossil.jpg
Persamaan fosil beberapa benua

o        Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat  dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1)      Konvergen,
-          yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng  tektonik.
-          Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra.
-          Pada bidang batas pertemuan akan terjadi palung laut atau lipatan.
-          Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut  zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya jalur Pegunungan Alpen.
-          Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, disebut  zona subduksi  (subduction zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes.
-          Di wilayah ini umumnya rawan terhadap gempa bumi dan banyak ditemui gunung api
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgszsvoC08QTL_vQ3P2ZGItzvuN5isgvGYRQBFx7a9sYiSpR6YaeIkhDLcOI-j_GzdiGhGq4_XGM26rIW5e6ZGQnmBQTQ1VVgGRlub7z1A6CUg0pUJdhgyQ1oYEybDe9rXV2p8Q4NHwBiI/s320/Himalayas_collision.gif
Konvergen : lempeng benua-lempeng benua


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn0DdBNbmftZ0Aa1v9OLvzb3fTjDtLTKJKPpdJHk9vCU74CwH9n5F4KapLtIm4VzzTPZLrLaHlAfbELrccTdu66ur05eBpBd7GpEkZ5AbtpvGzXPRdgB8CJRkv1x1uPKWhSxAle1Qs204/s320/konvergen3.png
Konvergen : lempeng benua-lempeng samudra

2)      Divergen
-          Divergen  yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan.
-          Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng  tektonik disebut zona divergen (zona sebar pisah).
-          Lempeng bergerak saling menjauh ( berlawanan ).
-          Pada batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru karena naiknya materi dari lapisan mantel  ( magma ) ke permukaan bumi dan membeku sehingga membentuk punggung laut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLlyTBFEnAukzHrg_jFi5QJ0bapBevBJ9WC03IrCfOFkMM3B7OR_XZlOOCUBCjP0vpGiw6Gmt7teEfkdXthOY7j5nX7IQcBC1szKE4NDNUk-ovMh-03yT_dCv2P3aVHsXqMYYX8JtYcDo/s320/divergen2.png


3)      Sesar Mendatar (Transform),
-          yaitu gerakan saling bergesekan  (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan antara  lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang  mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang  sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai  Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat  bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar  (zona transform).
-          Terjadi pergeseran dua lempeng dengan arah yang berlawanan
-          Pergersaran tidak menimbulkan penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi akan terjadi patahan  ( sesar )
-          Gerakan ini akan menimbulkan terjadi gempa tektonik
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkNwZ4yEvmsI-DzB0iP_Z4ygPig5mWmYn92wA_BiIbaIg3YDL038S4bSSgwb0c5UHpD6kb6O1JnXzHG78R-JsT89Dg8UF6VLZuGJAJ5-TRRIeV4RUdATHoo9lWmidaUViy3geRLl_2pxk/s320/transform+fault.jpg




                             Gerakan sesar mendatar

3.       Proses Perkembangan Muka Bumi
a.       200 Juta Tahun yang Lalu. Benua-benua tergabung dalam satu superbenua bernama Pangaea. Amerika Utara dan Eurasia merupakan bagian utara Pangaea dan disebut Laurasia. Benua-benua lain bergerombol di segmen selatan, yaitu Gondwana. Di sebelah timur terdapat Laut Tethys.
b.       80 Juta Tahun yang Lalu. Benua Pangaea mulai pecah, dengan munculnya Samudra Atlantik Utara di antara Laurasia dan Gondwana. Gondwana sendiri pecah menjadi tiga bagian dan Laut Tethys menjadi lebih sempit.
c.       35 Juta Tahun yang Lalu. Sebuah retakan melebar antara Amerika Utara dan Eurasia dengan memperlebar Atlantik Utara. Amerika Selatan dan Afrika mulai terpisah sepanjang suatu retakan yang menjadi Samudra Atlantik Selatan. India bergerak ke utara menuju Asia.
d.       5 Juta Tahun yang Lalu. Amerika Selatan dan Afrika telah menempuh jalan masing-masing. Amerika Utara dan Eropa masih berhubungan dengan Greenland. Sedangkan India mendekati Asia.
e.       Saat Ini. Greenland telah terpisah, sementara Australia telah berpindah ke utara dari Antartika. India telah menabrak Asia.
f.        Prediksi 50 Juta Tahun yang Akan Datang. Samudra Atlantik terus melebar, sementara Samudra Pasifik menciut. Australia mendekati Asia. Lembah retak Afrika terbuka dan tergenang. Laut Merah melebar dan Teluk Persia lenyap.

B.           STRUKTUR BUMI
Suess dan Wiechert mengadakan pembagian perlapisan bagian dalam Bumi sebagai berikut.
1.       Kerak Bumi
o        Bagian ini memiliki ketebalan 30–70 km, terdiri atas batuan-batuan basa dan masam yang memiliki berat jenis kira-kira 2,7 gram/cm3.
o        Bagian atas dan bagian tengah kerak Bumi disebut lapisan sial karena sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan aluminium, sedangkan bagian bawah disebut sima karena sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan magnesium.
o        Kerak Bumi dibagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua memiliki ketebalan lebih besar dibandingkan dengan kerak samudra.
2.       Selubung Bumi atau Sisik Silikat (Astenosfer)
o        Lapisan ini memiliki ketebalan kira-kira 1.200 km dan memiliki berat jenis 3,4–4 gram/cm3.
o        Kerak Bumi dan selubung Bumi ini merupakan lapisan litosfer.
3.       Lapisan antara atau Chalkosfera
o        Lapisan ini memiliki ketebalan kira-kira 1.700 km dengan berat jenis kira-kira 6,4 gram/cm3.
o        Lapisan ini sebagian besar merupakan sisik oksida dan sulfida.
4.       Inti Besi-Nikel atau Barysfera
o        Barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrum  atau besi).
o        Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu :
a)      Inti Luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal  lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat  cair, kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 3.9000
b)      Inti Dalam (Inner Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km. Inti dalam tersusun atas besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 4.800° C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3
.      
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqtmi7JnKpl54Ortpo9yoAFUI2JpPi2p7z4kAsuDR0w6qS4B9tLuxv5l_ZprqI0N2qRJKHO90IbjO6447CrtcGVGFH1P2IT8981RfOhs8y77a-WnmxH3-gJb9BErhwJ2oZAKGlS2tA_m0/s320/lapisan-lapisan-bumi1.jpg
Struktur Bumi